WELCOME

Ignatius Eka Perwira Wicaksana

26 Maret 2011

Kenanglah

Tak dapat lagi ku pungkiri kenyataan ini, kenyataan pahit yang harus ku rasa..
Tak bisa ku lari dari nya, hanya akan menimbulkan luka dalam lubuk sanubari ..
Melawannya hanya akan membuat kalbu merintih kesakitan..

Andai ku bisa putar waktu, kembali menghadap masa lalu..
Ku ingin menjadi aku yang dulu..
Aku yang selalu menebar senyuman kebahagiaan..
Aku yang dulu selalu tertawa melihat segala hal..
Aku yang belum mengerti apa itu rasanya sakit..

Namun, sekarang inilah aku..
Yang terdampar di sebuah dunia fana yang terbelenggu oleh kekelaman..
Dalam sebuah kenyataan pahit tanpa ada lagi seringai manis dari bibirku..
Senyuman bahagiaku dulu telah hilang ditelan suramnya kesedihan..

Aku yang tak mengerti lagi apa itu bahagia, tak pernah lagi kurasakan..
Hanya sakit, kecewa, kepedihan yang selalu menemani hari-hari ku..
Tak ada lagi senyum, ataupun tawa dalam hidupku..

Namun, saat aku terpuruk, tenggelam dalam keputus asaan..
Kau selalu datang menghampiri ku, membawaku keluar dari padanya..
Mengusir segala gundah rasa yang selalu menggelumut dalam hari-hariku..
Engkau mengembalikan senyum ku yang dulu hilang ditelan oleh kesedihan..

Kau siratkan sebersit cinta, sebuah cahaya harapan baru untukku..
Kau buat ku mengerti makna hidup ini, bagaimana suka ataupun luka hidup..

Memang, tak ada yang abadi dalam hidup..
Ada saat dimana aku akan meninggalkan semua ini menuju sebuah pintu harapan baru..
Namun satu yang perlu kau tahu, aku tak akan pernah meninggalkanmu..
Dan cinta yang telah aku jaga selama ini akan tetap selalu menemani mu..
Menjaga mu dan menghiasi hari-hari mu nanti..


Terima kasih...
Untuk hari-hari yang telah ku lewatkan denganmu..
Untuk segala cinta yang kau siratkan untukku..
Untuk semua yang telah kau berikan padaku..

Biarlah cinta ini menjadi satu-satunya yang hidup..
Yang akan kau simpan dalam ruang kecil hati kecil mu..
Kenanglah aku di saat aku tak dapat bersamamu lagi..