WELCOME

Ignatius Eka Perwira Wicaksana

28 Agustus 2011

Pintu Cahaya Harapan Baru


Ketika semua terlihat gelap gulita, takutku memuncak penuhi pikiranku..
Tepat di sana engkau datang dari kejauhan berjalan perlahan menuju aku..
Dengan membawa seberkas cahaya dengan hiasan senyuman manismu..
Engkau menuntunku diterangi berkas cahaya melewati jalan kecil ini..

Di kala aku terjatuh dalam jurang kekelaman, harapanku putus ditelan kekelaman..
Engkau muncul dari atas tepi jurang dengan sebersit senyum harapan..
Engkau berikan aku seutas tali dan membawa ku pergi dari dasar jurang yang kelam..
Menolongku dengan seutas tali telah menolong jiwaku yang telah lama jatuh..

Ketika semua pergi menjauh dariku, aku sendiri hanya ditemani bisikan rintih sanubariku..
Engkau menghampiri aku perlahan-lahan dengan menyisipkan senyum dalam wajahmu..
Duduk menemaniku, menatapku indah seindah laksana terang rembulan di gelapnya malam..
Engkau memberikanku sebuah arti baru dalam kehidupanku yang telah lama mati termakan kenangan..

Setelah sekian lama aku menanti hadirnya sosok yang ku harapkan..
Aku baru menyadarinya setelah segalanya yang telah engkau bersitkan dalam hidupku..
Engkaulah perempuan tersebut, bidadari cinta yang senantiasa menggoreskan sedikit sayatan manis dalam dinding sanubariku..
Mengawalku melewati jalan kecil yang terbuat dari berkas-berkas cahaya..
Memanduku menuju sebuah pintu cahaya harapan baru..

Dimana di dalamnya aku dapat menemukan bunga-bunga menari riang..
Kupu-kupu bernyanyi ria bersama lebah-lebah yang mendengung bahagia..
Rumput-rumput berdansa mengikuti alunan nada-nada nan indah..
Senyum matahari yang merekah hangatkan jiwaku..

Dimana aku dapat menemukan kebahagian di sana..
Dan aku akan mempertahankan kebahagian itu bersamamu, kasih..